Minggu, 29 Januari 2012

CINTA




Ya Aziz……….
Jika Cinta Adalah Ketertawanan
Tawanlah Aku Dengan Cinta Kepada-Mu
Agar Tidak Ada Lagi Yang Dapat
Menawanku Selain Engkau

Ya Rohim……….
Jika Cinta Adalah Pengorbanan
Tumbuhkan Niat Dari Semua Pengorbananku
Semata-mata Tulus Untuk-Mu
Agar Aku Ikhlas Menerima Apapun Keputusan-Mu 

Ya Robbii……….
Jika Rindu Adalah Rasa Sakit
Yang Tidak Menemukan Muaranya
Penuhilah Rasa Sakitku
Dengan Rindu Kepada-Mu
Dan Jadikan Kematianku Sebagai
Muara Pertemuanku Dengan-Mu

Ya Robbii……….
Jika Sayang Adalah Sesuatu Yang Mempesona
Ikatlah Aku Dengan Pesona-Mu
Agar Damai Senantiasa Kurasakan
Saat Terucap Syukurku Atas Nikmat Dari-Mu

Ya Alloh……….
Jika Kasih Adalah Kebahagiaan
Yang Tiada Bertepi
Tumbuhkan Kebahagiaan Dalam Hidupku
Di saat Kupersembahkan Sesuatu Untuk-Mu

Ya Alloh……….
Hatiku Hanya Cukup Untuk Satu Cinta
Jika Aku Tak Dapat Mengisinya Dengan Cinta Kepada-Mu
Kemanakah Wajahku Hendak Kusembunyikan Dari-Mu

Ya Ar-Rahman………
Dunia Yg Engkau Bentangkan Begitu Luas
Bagai Belantara Yg Tak Dapat Kutembus
Di Malam Yang Gelap Gulita
Agar Tidak Tersesat Dalam Menapakinya

Ya Ar-Rahhim…….
Berikan Alas Kaki Buat Hamba Agar Jalan Yg Kutapaki Terasa Nikmat
Meski Penuh Dengan Bebatuan Runcing & Duri Yang Tajam
Hamba Sadar Semua Ini Milikmu Dan Suatu Saat
Jika Kau Kehendaki Semuanya Akan Kembali Jua Kepada-Mu
Hamba pasrahkan kehidupan hamba kepada-Mu.

Muhammad Nabi dan Rosulku




Muhammad Nabi dan Rosulku..
pembawa kebaikan di tengah kedzaliman..
Bintang Kehidupan di tengah kegelapan..
Rembulan Perdamaian di tengah Pertikaian..

Muhammad Nabi dan Rosulku..
Bunga kehidupan dalam duniaku..
Penabur berjuta keharuman dalam hatiku..
pengukuh iman dalam Agamaku [Islam]..
Petunjuk Kebaikan dalam sifatku…

Dan Engkaulah Muhammad Nabi dan Rosulku..
Panutan di setiap langkah kakiku..
Solawat dan Salam akan selalu ku junjung Untukku..
Wahai Nabi utusan Allah Tuhanku..
Ajaklah aku kedalam surga yang telah tercipta untukmu…
Amin..

TETES ASA KALBU




Andai hati setegar karang..
Mungkin airmata tak kan melaut..
Kadang… ku amat menyesali..
Diri yang begitu rapuh..

Tuhan… kuharap dengan rakhmat-Mu..
Aku dapat sekuat baja..
Sekuat desir angin pesisir..
Sekuat karang di lautan..

Sampai detik ini..
Pasang surut tabah ku..
Membalut asa yang kian panjang..

Aku masih bernaung di sini..
Bersama Allah..
Ku nanti..
Ujung dari segala ujian ini..
Ku tunggu..
Ketenangan hakiki..

Ku rindu kelegaan..
Selalu ku harap..
Damai kalbu..

Sesingkat Cahaya matahari



Ya Allah…
Ini adalah do’aku..
Ini adalah keinginanku…
Ini adalah sebuah permintaanku..

Ya Allah..
Jadikan hariku disini menjadi sebuah kebaikan untukku..
Aku terlalu dangkal untuk menyelam dalam lautan ilmumu..
Aku terlalu kecil untuk menyebrangi Panjangnya jembatan Kuasamu…
Aku masih terlalu kerdil untuk menggapai semua anganku…

Ya Allah…
Aku ingin lebih dari ini..
Semua kemampuan ini..
Aku menyadarinya Ya Allah..
Tetap Bimbinglah aku seperti semalam…
Tetap ajaklah hatiku seperti aku Mebaca ayat-ayatmu…
Semalam adalah keindahan untukku…
Aku mampu melawannya…
Aku mampu lolos dari jeratan yang membuatku tertusuk..
Dan aku mampu melakukannya…

Tidurku lelap…
Pagiku cerah…
Tanpa beban aku melangkahkan kaki ini…
Sebuah garis tipis yang selalu menemaniku sepanjang hari..

Ajari aku tentang ada-Mu ya Rabb…
Berikanlah aku pengertian tentang alammu…
Bahwa kehidupan ini singkat..
Sesinggkat engkau mengambil cahaya mataharimu..

Aku ingin mencintainya karenaMu



Ya Allah…
jika aku mulai mencintainya, ijinkan aku hanya diam..
Jika aku mulai berangan tentangnya, ijinkan aku memendam..
jika aku mulai berharap banyak akan hidupnya, ijinkan aku untuk memadamkan..
rasa ini sungguh bagiku memalukan..

Aku punya apa yang tak ia punya..
aku rasa apa yang tak ia rasa..
aku bilang pembodohan dalam cinta..
dia bilang ini anugerah darimu wahai sang penguasa rasa..
aku ingin memendamnya dalam jiwa..
dia ingin mengungkapkan yang tak kuharap ada..

Ya Allah..
perbaikilah semuanya..
dekatkan aku, jika dia bertaqwa..
dekatkan aku, jika dia mampu membawaku dalam singgasananya..
Singgasananya para mailakat yang Kau cinta..

Ya Allah..
Aku ingin mencintainya karenaMu..
aku hanya ingin memilikinya atas izinmu..
jauhkan dia dariku kalau memang tak pantas untukku..
tapi ijinkan aku menikmati sendiri ini dalam bisu..
tanpa ada yang tau, Kecuali Engkau sang maha mengetahui..
Karena Cintaku hanya ingin mengharap Ridhomu..

Wanita Solehah, Bidadari Surga



Kejernihan Wajahmu, Sempurna bagai intan permata..
Di sanjung serta di hormati, bagai seorang raja..
Kesederhanaanmu, lebih dari segala kekayaan dunia..
Ketakwaan dirimu, itu yang membelenggu hatinya..
Diammu, bagai emas bertaburan dalam setiap senyumnya..
Berucap memilih tak akan terlaksana..
kepada mereka lelaki dewasa..

Wanita Solehah..
Penghias Dunia..
permata hati pemiliknya..
Para suami-suami yang soleh dan bertaqwa..

Ya Allah…
Dijalanmu Kami berjalan..
Wanita Soleha sebagai tujuan..
Memperbaiki diri sampai menemukan tambatan..
Rencanakan dari semua perencanaan yang akan Engkau berikan..
Dalam sujudku selalu memohon ampunan..
Untaian doaku mengucap syukur yang tak dapat ku ungkapkan..
Dalam solatku aku memohon keteladanan..

Wanita Solehah..
penghias Dunia..
Bidadari surga..
tercantik dari yang paling sempurna..

Rabu, 25 Januari 2012

Ilmu Pembersih Hati




Ada sebait do'a yang pernah diajarkan Rasulullah SAW dan disunnahkan untuk dipanjatkan kepada Allah Azza wa Jalla sebelum seseorang hendak belajar. do'a tersebut berbunyi : Allaahummanfa'nii bimaa allamtanii wa'allimnii maa yanfa'uni wa zidnii ilman maa yanfa'unii. dengan do'a ini seorang hamba berharap dikaruniai oleh-Nya ilmu yang bermamfaat.

Apakah hakikat ilmu yang bermamfaat itu? Secara syariat, suatu ilmu disebut bermamfaat apabila mengandung mashlahat - memiliki nilai-nilai kebaikan bagi sesama manusia ataupun alam. Akan tetapi, mamfaat tersebut menjadi kecil artinya bila ternyata tidak membuat pemiliknya semakin merasakan kedekatan kepada Dzat Maha Pemberi Ilmu, Allah Azza wa Jalla. Dengan ilmunya ia mungkin meningkat derajat kemuliaannya di mata manusia, tetapi belum tentu meningkat pula di hadapan-Nya.

Oleh karena itu, dalam kacamata ma'rifat, gambaran ilmu yang bermamfaat itu sebagaimana yang pernah diungkapkan oleh seorang ahli hikmah. "Ilmu yang berguna," ungkapnya, "ialah yang meluas di dalam dada sinar cahayanya dan membuka penutup hati." seakan memperjelas ungkapan ahli hikmah tersebut, Imam Malik bin Anas r.a. berkata, "Yang bernama ilmu itu bukanlah kepandaian atau banyak meriwayatkan (sesuatu), melainkan hanyalah nuur yang diturunkan Allah ke dalam hati manusia. Adapun bergunanya ilmu itu adalah untuk mendekatkan manusia kepada Allah dan menjauhkannya dari kesombongan diri."

Ilmu itu hakikatnya adalah kalimat-kalimat Allah Azza wa Jalla. Terhadap ilmunya sungguh tidak akan pernah ada satu pun makhluk di jagat raya ini yang bisa mengukur Kemahaluasan-Nya. sesuai dengan firman-Nya, "Katakanlah : Kalau sekiranya lautan menjadi tinta untuk (menuliskan) kalimat-kalimat Tuhanku, sungguh habislah lautan itu sebelum habis (dituliskan) kalimat-kalimat Tuhanku, meskipun Kami datangkan tambahan sebanyak itu (pula)." (QS. Al Kahfi [18] : 109).

Adapun ilmu yang dititipkan kepada manusia mungkin tidak lebih dari setitik air di tengah samudera luas. Kendatipun demikian, barangsiapa yang dikaruniai ilmu oleh Allah, yang dengan ilmu tersebut semakin bertambah dekat dan kian takutlah ia kepada-Nya, niscaya "Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat." (QS. Al Mujadilah [58] : 11). Sungguh janji Allah itu tidak akan pernah meleset sedikit pun!

Akan tetapi, walaupun hanya "setetes" ilmu Allah yang dititipkan kepada mnusia, namun sangat banyak ragamnya. ilmu itu baik kita kaji sepanjang membuat kita semakin takut kepada Allah. Inilah ilmu yang paling berkah yang harus kita cari. sepanjang kita menuntut ilmu itu jelas (benar) niat maupun caranya, niscaya kita akan mendapatkan mamfaat darinya.

Hal lain yang hendaknya kita kaji dengan seksama adalah bagaimana caranya agar kita dapat memperoleh ilmu yang sinar cahayanya dapat meluas di dalam dada serta dapat membuka penutup hati? Imam Syafii ketika masih menuntut ilmu, pernah mengeluh kepada gurunya. "Wahai, Guru. Mengapa ilmu yang sedang kukaji ini susah sekali memahaminya dan bahkan cepat lupa?" Sang guru menjawab, "Ilmu itu ibarat cahaya. Ia hanya dapat menerangi gelas yang bening dan bersih." Artinya, ilmu itu tidak akan menerangi hati yang keruh dan banyak maksiatnya.

Karenanya, jangan heran kalau kita dapati ada orang yang rajin mendatangi majelis-majelis ta'lim dan pengajian, tetapi akhlak dan perilakunya tetap buruk. Mengapa demikian? itu dikarenakan hatinya tidak dapat terterangi oleh ilmu. Laksana air kopi yang kental dalam gelas yang kotor. Kendati diterangi dengan cahaya sekuat apapun, sinarnya tidak akan bisa menembus dan menerangi isi gelas. Begitulah kalau kita sudah tamak dan rakus kepada dunia serta gemar maksiat, maka sang ilmu tidak akan pernah menerangi hati.

Padahal kalau hati kita bersih, ia ibarat gelas yang bersih diisi dengan air yang bening. Setitik cahaya pun akan mampu menerangi seisi gelas. Walhasil, bila kita menginginkan ilmu yang bisa menjadi ladang amal shalih, maka usahakanlah ketika menimbanya, hati kita selalu dalam keadaan bersih. hati yang bersih adalah hati yang terbebas dari ketamakan terhadap urusan dunia dan tidak pernah digunakan untuk menzhalimi sesama. Semakin hati bersih, kita akan semakin dipekakan oleh Allah untuk bisa mendapatkan ilmu yang bermamfaat. darimana pun ilmu itu datangnya. Disamping itu, kita pun akan diberi kesanggupan untuk menolak segala sesuatu yang akan membawa mudharat.

Sebaik-baik ilmu adalah yang bisa membuat hati kita bercahaya. Karenanya, kita wajib menuntut ilmu sekuat-kuatnya yang membuat hati kita menjadi bersih, sehingga ilmu-ilmu yang lain (yang telah ada dalam diri kita) menjadi bermamfaat.

Bila mendapat air yang kita timba dari sumur tampak keruh, kita akan mencari tawas (kaporit) untuk menjernihkannya. Demikian pun dalam mencari ilmu. Kita harus mencari ilmu yang bisa menjadi "tawas"-nya supaya kalau hati sudah bening, ilmu-ilmu lain yang kita kaji bisa diserap seraya membawa mamfaat.

Mengapa demikian? Sebab dalam mengkaji ilmu apapun kalau kita sebagai penampungnya dalam keadaan kotor dan keruh, maka tidak bisa tidak ilmu yang didapatkan hanya akan menjadi alat pemuas nafsu belaka. Sibuk mengkaji ilmu fikih, hanya akan membuat kita ingin menang sendiri, gemar menyalahkan pendapat orang lain, sekaligus aniaya dan suka menyakiti hati sesama. Demikian juga bila mendalami ilmu ma'rifat. Sekiranya dalam keadan hati busuk, jangan heran kalau hanya membuat diri kita takabur, merasa diri paling shalih, dan menganggap orang lain sesat.

Oleh karena itu, tampaknya menjadi fardhu ain hukumnya untuk mengkaji ilmu kesucian hati dalam rangka ma'rifat, mengenal Allah. Datangilah majelis pengajian yang di dalamnya kita dibimbing untuk riyadhah, berlatih mengenal dan berdekat-dekat dengan Allah Azza wa Jalla. Kita selalu dibimbing untuk banyak berdzikir, mengingat Allah dan mengenal kebesaran-Nya, sehingga sadar betapa teramat kecilnya kita ini di hadapan-Nya.

Kita lahir ke dunia tidak membawa apa-apa dan bila datang saat ajal pun pastilah tidak membawa apa-apa. Mengapa harus ujub, riya, takabur, dan sum'ah. Merasa diri besar, sedangkan yang lain kecil. Merasa diri lebih pintar sedangkan yang lain bodoh. Itu semua hanya karena sepersekian dari setetes ilmu yang kita miliki? Padahal, bukankah ilmu yang kita miliki pada hakikatnya adalah titipan Allah jua, yang sama sekali tidak sulit bagi-Nya untuk mengambilnya kembali dari kita?

Subhanallaah! Mudah-mudahan kita dimudahkan oleh-Nya untuk mendapatkan ilmu yang bisa menjadi penerang dalam kegelapan dan menjadi jalan untuk dapat lebih bertaqarub kepada-Nya.


Hakikat Cinta




Cinta adalah bagian dari fitrah, orang yang kehilangan cinta dia tidak normal tetapi banyak juga orang yang menderita karena cinta. Bersyukurlah orang-orang yang diberi cinta dan bisa menyikapi rasa cinta dengan tepat.

Hikam:
"Dijadikan indah pada pandangan manusia, kecintaan kepada apa-apa yang diinginkan yaitu wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup didunia dan disisi Allah tempat kembali yang baik." (Al-Qur`an: Al-Imron ayat 14)

Cintamu kepada sesuatu menjadikan kamu buta dan tuli (HR. Abu Dawud dan Ahmad)

Cinta memang sudah ada didalam diri kita, diantaranya terhadap lawan jenis. Tapi kalau tidak hati-hati cinta bisa menulikan dan membutakan kita.

Cinta yang paling tinggi adalah cinta karena Allah cirinya adalah orang yang tidak memaksakan kehendaknya. Tapi ada juga cinta yang menjadi cobaan buat kita yaitu cinta yang lebih cenderung kepada maksiat. Cinta yang semakin bergelora hawa nafsu, makin berkurang rasa malu. Dan, inilah yang paling
berbahaya dari cinta yang tidak terkendali.

Islam tidak melarang atau mengekang manusia dari rasa cinta tapi mengarahkan cinta tetap pada rel yang menjaga martabat kehormatan, baik wanita maupun laki-laki. Kalau kita jatuh cinta harus hati-hati karena seperti minum air laut semakin diminum semakin haus. Cinta yang sejati adalah cinta yang setelah akad nikah, selebihnya adalah cobaan dan fitnah saja.

Cara untuk bisa mengendalikan rasa cinta adalah jaga pandangan, jangan berkhalwat berdua-duaan, jangan dekati zina dalam bentuk apapun dan jangan saling bersentuhan.

Bagi orang tua yang membolehkan anaknya berpacaran, harus siap-siap menanggung resiko. Marilah kita mengalihkan rasa cinta kita kepada Allah dengan memperbanyak sholawat, dzikir, istighfar dan sholat sehingga kita tidak diperdaya oleh nafsu, karena nafsu yang akan memperdayakan kita. Sepertinya cinta padahal nafsu belaka

Tapi Cinta Itu




Cinta itu indah..
begitu bahagia dan penuh duka..
cinta bukan sebuah keangkuhan,
dan cinta juga bukan sebuah ke egoisan..
Cinta bukan hanya sekedar
belaian,
sentuhan,
dan juga sebuah kecupan dengan pelukan hangat..

Tapi cinta itu!!!
cinta itu adalah sebuah pengorbanan
membahagiakan seseorang yang amat kita sayangi..
cinta itu perasaan tulus dan ingin melindungi seseorang..
bukan menghancurkan dengan tindakan atas nama cinta..
namun hanya sebuah kepalsuan belaka..

Tetap Mencinta



Masa berlalu dan aku tetap begini
tiada perubahan tetap mencintai
menanti dan merindu
mencintai dia yang mustahil untuk kembali

Jelas sekali aku telah lenyap di benaknya
dan aku tidak mungkin hidup kembali di sanubarinya
lalu untuk apa aku mencintainya?
sedangkan penantian kekal sia-sia

Mungkin debar ini sudah mula menghilang
tapi hati ini tetap mengatakan cinta
apakah salah aku tetap mencintainya?
biarpun hakikatnya dia tidak mungkin kembali

Selasa, 24 Januari 2012

Dalam Hening




Dalam heningnya malam nan gulita..
melenyapkan berjuta asa..
membakar segala cita..
saat semua hilang tanpa makna..
karna cinta adalah sia-sia..
sebab ia entah dimana..

hanya berkata namun tak nampak..
hanya melihat namun tak berjejak..
kulalui malam tanpa bintang..
gelap segelap apapun ku tau akan datang..

 pergilah engkau tanpa beban..
 karena harapku usai menginginkan..
 kamu dan semua tentang kehidupan..

By : Andri '95

Cinta Itu




Entah harus bagaimana lagi aku membuktikannya…
 Bahwa aku sangat mencintainya…
 Aku sangat menyayanginya…
 Dan aku sangat merindukannya…

Smakin kamu membenciku
 Smakin besar cinta ini padamu
 Smakin kamu menghindariku
 Smakin menggebu rasa rindu ingin bertemu
 Dan smakin kamu ingin menghilangkan sayang itu
 Smakin aku tak bisa lagi tuk berpaling dari cintamu……

Ku hanya berharap…
 Milikilah smua yang ada pada diriku
 Miliki hati & jiwaku
 Sehingga tak ada lagi orang lain yang mampu merebut smua itu…
 Dan hanya kamu seorang yang pantas menerima seluruh cinta & sayangku…

Apakah berlebih permintaanku..??
 Sehingga kamu tak lagi perdulikanku…
 Dan sesuka hatimu kau permainkan rasa cinta itu…
 Aku yang selalu setia tuk menjaga smua rasa untukmu
 Kan terus berdoa untuk cinta itu…

Aku yang slalu mencintaimu
 Tak kan pernah usang di telan waktu
 Tak kan pernah bosan menunggumu
 Hingga akhir hidupku
 Kan slalu menjaga hatiku untukmu

By : Andri '95

Nyanyian Rindu




Tiada yang lain yang ku cinta hanyalah padamu,.
 Tiada yang lain yang ku rindu hanyalah dirimu,.
 Dikaulah permata yang bersinar di kala ku kesepiaan,.
 Tiada yang lain yang ku mau hanyalah kasihmu,.
 Tiada yang lain yang ku puja hanyalah dirimu,.

Tak mungkin aku berpaling,berpaling mencari yang lain,.
 Tak mungkin aku biarkan engkau merana,.
 Aku cinta kepadamu sepenuh hati,.
 Janganlah kau ragu kasih,ragu padaku,.
 Sejujur niatku,niat bersama selama_lamanya,.


 Ku nyanyikan lagu rindu buatmu kekasih..
 Ku baca puisi syahdu,puisi kita..
 Ku ingin kau di sampingku untuk sama_sama..
 Melayarkan bahtera cinta yg terbina..

Oh,kekasih..
 Dengarkanlah..
 Bila aku tersiksa kaulah penawarnya..
 Bila kau terluka akulah penyembuhnya..
 Kita sama_sama sedang jatuh cinta..

By : Andri '95

Maafkan Aku Puisi



Lantakkanlah duniaku…wahai sang malam
 cabiklah dengan berjuta tajam ….jiwaku kan riang meregang..
 Sudutkanlah diriku diujung kutub yang kelam….
 ludahi sekujur asaku yang tak kenal kata sopan…
 Menarilah diatas bangkai hina ini ….wahai Hujan….
 Campakkanlah sanjungan sanjunganku dahulu yang bau..untukmu..
 Adakah lagi selaksa siksa pantas untukku….
 aku masih mau…Sungguh….

 Kumohon……
 sungguh tak tertebus kebodohanku…
 sinislah pandang aku wahai mentari…bakarlah hati durjana ini..
 Dan pencarkanalh abuku keseluruh kata berarti mati…..
 Kuburkanlah segala kebahagiaanku kepalung dalam menanti..
 patahkalan setiap kakiku yang menari….

Relaku….terwujud tawa menanti…hujan jarum kutadah di hati
 Usah kau pusing ku hanya mencari simpati….duhai mendung sunyi
 Aku sungguh ingin merasakan menjadi pecundang sejati…
 Dan hukumlah aku abadi……
 Takkan menangis manusia ini……kureguk puas segala balas

agar tercodet disepanjang hayat ini…membekas
 betapa aku telah…salah………
 Aku……..bersimpuh padamu wahai ….Malam…hujan….
 Laut..ombak…pelangi….peri-peri….mimpi…..indah…
 Cakrawala….Fajar…..embun….dunia..
 Akulah yang pesakitan mengakui……
 Aku yang telah membuat….Senyumnya menghilang…

Tolong…..Siksa diri ini….
 Maafkan aku wahai puisi……

By : Andri '95

Senin, 16 Januari 2012

JIKA SUATU KETIKA KITA TAK BERSAMA LAGI…..




 Jika Suatu Ketika Kita Tak Bersama Lagi
 Aku ingin kau mengenang
 segala kisah tentang kita
 yang telah terpahat rapi di rangka langit
 bersama segenap noktah-noktah peristiwa
 juga canda dan pertengkaran-pertengkaran kecil
 yang mewarnai seluruh perjalanan kita
 Dalam Lengang, Tanpa Kata

 Jika Suatu Ketika Kita Tak Bersama Lagi
 Aku ingin kau tetap menyimpan
 setiap denyut nadi yang berdetak
 dan degup cepat debar jantung
 saat mataku memaku matamu
 disela derai gerimis menyapu beranda
 kala kita pertama bertemu di temaram senja
 Dalam Sepi, Tanpa Suara

 Jika Suatu Ketika Kita Tak Bersama Lagi
 Aku ingin kita meletakkan segala perih itu
 disini, pada titik dimana kita akan berbalik
 dan menyimpan senyum dibelakang punggung masing-masing
 lalu membiarkan waktu menggelindingkannya
 hingga batas cakrawala
 bersama sesak rindu tertahan didada
 Dalam Diam, Tanpa Airmata

 Jika Suatu Ketika Kita Tak Bersama Lagi
 Aku ingin cinta itu tetap tersimpan rapi
 pada larik bianglala, pada hujan, pada deru kereta,
 pada embun di rerumputan, pada pucuk pepohonan
 sembari memetik mimpi yang telah kita sematkan disana
 lalu mendekapnya perlahan
 Dalam Sunyi, Tanpa Cahaya

 Jika Suatu Ketika Kita Tak Bersama Lagi
 Aku ingin kita akan tetap saling menyapa
 lalu merajut angan kembali
 seraya meniti ulang segala jejak yang sudah kita tinggalkan
 lantas menyadari bahwa menjadi tua adalah niscaya
 dan untuk itu kita tak perlu ambil peduli
 karena kita tahu

 Dalam Lengang, Tanpa Kata
 Dalam Sepi, Tanpa Suara
 Dalam Diam, Tanpa Airmata
 Dalam Sunyi, Tanpa Cahaya

 Ada Bahagia
 Untuk Kita
 Hanya Kita…

By : Andri '95

Adakah Hari Esok




Kala mata ini enggan terpejam
Ku selalu duduk terdiam
Termenung ku didalam kelam
Berteman dengan kegelapan malam

Selalu terlintas di dalam hati Adakah hari esok kau datang kembali
Mengusir semua rasa kerinduan ini
Hingga hilang semua pedih
Tergantikan bahagia di sanubari

Adakah hari esok kau akan kembali
Mengisi hari-hari bahagia yang lama ku nanti
Meniti cinta kasih nan sejati
Yang tulus suci dari dalam hati

By : Andri '95

Pentingnya Sabar Didalam Berdakwah

Sabar di dalam berdakwah memiliki peran amat penting dan sebagai kewajiban bagi seorang da’i. Sabar, secara umum merupakan kewajiban bagi setiap muslim, namun bagi seo-rang da’i, ia lebih dan sangat ditekan-kan. Oleh karena itu, Allah memerin-tahkan kepada pemimpin para da’i dan teladan mereka, Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam untuk bersikap sabar, Dia berfirman, “Bersabarlah (hai Muhammad) dan tiadalah kesabaranmu itu melainkan dengan pertolongan Allah dan janganlah kamu bersedih hati terhadap (kekafiran) mereka dan janganlah kamu bersempit dada terhadap apa yang mereka tipu dayakan”. (QS. 16:127-128)

Di dalam ayat yang lain disebut-kan,“Maka bersabarlah kamu seperti orang-orang yang mempunyai keteguhan hati dari rasul-rasul telah bersabar dan janganlah kamu meminta disegerakan (azab) bagi mereka.(Qs. Al-Ahqaaf: 35)
Juga firman-Nya yang lain, artinya, “Dan sesungguhnya telah didustakan (pula) rasul-rasul sebelum kamu, akan tetapi mereka sabar terhadap pendustaan dan penganiayaan (yang dilakukan) terhadap mereka, sampai datang pertolongan Kami terhadap mereka.” (QS. 6: 34)

Jika Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam saja, yang beliau adalah manusia paling mulia, penghulu Bani Adam masih diperintahkan untuk bersabar, maka bagaimana lagi dengan kita?

Pentingnya Sabar di dalam Ber-dakwah

Allah Subhannahu wa Ta'ala telah menjelaskan kepada kita semua, bahwa kehidupan ini penuh dengan ujian dan cobaan. Salah satu hikmah diturunkannya cobaan dan ujian adalah agar diketahuai mana orang yang jujur dan yang dusta, mana yang benar-benar mukmin dan yang munafik, mana yang bersabar dan mana yang tidak.

Seorang da’i membutuhkan kesabaran yang ekstra kuat, hal ini karena keberadaan seorang da’i lain dengan masyarakat pada umumnya. Nabi Shallallaahu alaihi wa Salam telah memberitahukan, bahwa semakin tinggi tingkat keimanan seseorang, maka semakin berat ujian yang dihadapi, beliau bersabda, “Orang yang paling berat ujiannya adalah para nabi, kemudian yang semisal mereka, lalu yang semisal mereka. Seseorang diberi ujian berdasarkan tingkatnya dalam beragama.” (HR. At-Tirmidzi, Ibnu Majah, Ahmad dan al-Hakim. Dihasankan oleh al-Albani)

Maka kesabaran bagi seorang da’i amatlah penting, di antara pentingnya kesabaran di dalam berdakwah adalah sebagai berikut:

1. Sabar di dalam Berdakwah Ibarat Kepala bagi Badan

Dapat dikatakan, bahwa tidak ada dakwah yang tanpa kesabaran, sebagai-mana tidak ada badan yang tanpa kepala. Jika kepala lepas dari badan, maka itu artinya kematian. Oleh karena itu, Iman Ibnu Qayim mengatakan,” Kedudukan sabar ter-hadap iman, ibarat kedudukan kepala terhadap badan. Maka tidak ada iman bagi orang yang tidak punya kesabaran, sebagaimana jasad juga tak berarti tanpa adanya kepala.” Jika dalam keimanan yang sifatnya masih individual dibutuhkan kesabar-an, maka dalam dakwah yang skupnya lebih luas dan kompleks sudah barang tentu sangat lebih dibutuhkan lagi.

2. Sabar Merupakan Salah Satu Empat Rukun Kebahagiaan.

Sebagaimana firman Allah Subhannahu wa Ta'ala , “Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shaleh dan nasehat menasehati supaya menaati kebenaran dan nasihat menasihati supaya menetapi kesabaran.” (QS. 103:1-3)

3. Sabar Termasuk Akhlak Paling Agung.

Kesabaran merupakan akhlak yang dibutuhkan oleh setiap muslim secara umum dan lebih khusus para da’i. Para ulama telah banyak menying-gung masalah pentingnya sabar dalam banyak risalah dan karya mereka.

4. Sabar Termasuk Perkara Paling Penting.

5. Sabar Merupakan Pendekatan Diri kepada Allah yang Utama

Di dalam al-Qur’an disebutkan, bahwa hanya kesabaranlah yang akan dibalas oleh Allah dengan pahala yang tidak terhitung. Hal ini menunjukkan, bahwa ia merupakan amal yang sangat utama dan tinggi kedudukannya. Allah Subhannahu wa Ta'ala berfirman, “Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala tanpa batas.” (QS. 39:10

6. Kesabaran Meringankan Penderitaan

Setiap muslim dan terutama para da’i pasti menghadapi tantangan dalam hidupnya, karena seorang da’i menga-jak manusia untuk meninggalkan hawa nafsu dan syahwat yang dibenci oleh Allah, tunduk terhadap perintah-Nya, berhati-hati terhadap batasan-batasan-Nya serta menjalankan apa yang disyariatkan oleh-Nya. Maka orang-orang yang berseberangan dengan dakwahnya, pasti akan memusuhi dengan segenap tenaga bahkan bila perlu dengan angkat senjata. Menghadapi rintangan semacam ini seorang da’i mau tidak mau harus me-megang kayakinan dengan teguh dan bersabar, karena sabar merupakan pedang yang tak pernah tumpul dan sinar yang tak kenal redup.

7. Sabar Adalah Sifat Para Nabi

Para nabi dan rasul alaihimussalam mendapatkan keselamatan, kesukses-an dan kekuatan dikarenakan sikap sabar mereka. Allah Subhannahu wa Ta'ala berfirman, “Maka bersabarlah Kamu, sesungguhnya janji Allah adalah benar dan sekali-kali janganlah orang-orang yang tidak meyakini (kebenaran ayat-ayat Allah) itu menggelisahkan kamu.” (QS. 30: 60)
Lukman al-Hakim, seorang yang telah diberikan hikmah oleh Allah, telah mewasiatkan kesabaran kepada anaknya, sebagaimana yang telah difirmankan Allah Subhannahu wa Ta'ala , “Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari per-buatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah).” (QS. 31:17)

8. Dengan Kesabaran Seorang Da’i Menjadi Teladan

Seorang dai hendaknya menjadi teladan bagi masyarakatnya, sebagai-mana ini merupakan salah satu sifat hamba yang ideal (Ibadur Rahman). Keteladanan dalam beragama tidak akan didapat, kecuali dengan bersabar, karena Allah telah menetapkan, bahwa imamah (keteladanan) hanya didapati oleh mereka yang sabar dan yakin ter-hadap ayat-ayat Allah. Firman Allah Subhannahu wa Ta'ala , “Dan Kami jadikan di antara mereka itu pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami ketika mereka sabar. Dan adalah mereka meyakini ayat-ayat Kami.” (QS. 32:24)

9. Sabar Menghantarkan Kepada Pertolongan Allah.

Hal ini tentunya bukan berarti dengan meninggalkan usaha, karena pertolongan dari Allah tidak mungkin tercapai dengan sendirinya tanpa melakukan sebab- sebab yang mengan-tarkan kepadanya. ['i]“Jika kamu bersabar dan bertaqwa, niscaya tipu daya mereka sedikit pun tidak mendatangkan kemudharatan kepadamu. Sesungguhnya Allah menge-tahui segala apa yang mereka kerjakan.” (QS. 3:120)
“Kamu sungguh-sungguh akan diuji terhadap hartamu dan dirimu. Dan (juga) kamu sungguh-sungguh akan mendengar dari orang-orang yang diberi kitab sebelum kamu dan dari orang- orang yang mempersekutukan Allah, gangguan yang banyak yang menyakitkan hati. Jika kamu bersabar dan bertaqwa, maka sesungguhnya yang demikian itu termasuk urusan yang patut diutamakan. (QS. 3:186) Allah Subhannahu wa Ta'ala menceritakan perihal Nabi Yusuf, bahwasanya dia mendapatkan pertolongan dikarenakan kesabaran-nya. Yusuf berkata kepada saudara-saudaranya, “Sesungguhnya Allah telah melimpahkan karunia-Nya kepada kami”. Sesungguh-nya barang siapa yang bertaqwa dan bersabar, maka sesungguhnya Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuat baik”. (QS. 12:90)

10. Sabar Merupakan Kumpulan Berbagai Akhlak Luhur

Di dalam sabar termuat berbagai macam akhlak yang mulia, di antaranya adalah santun, lembut, ramah, pemaaf, toleran, lapang dada, adil, menyembunyikan aib orang dan lain sebagainya. Seorang da’i akan menghadapai orang yang memiliki berbagai macam karak-ter. Ada yang banyak bertanya, sering membuat jengkel, malas, pembuat onar, menghadapi pertengkaran dan lain-lain, maka menghadapi masyara-kat yang bermacam-macam dibutuhkan kesabaran yang tinggi.

11. Sabar adalah Separuh Iman

Sabar dan Syukur adalah inti keimanan, Allah Subhannahu wa Ta'ala berfirman, “Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi setiap orang penyabar dan banyak bersyukur.” (QS. 14:5)
Nabi Shallallaahu alaihi wa Salam telah menyifati seorang mukmin dengan sifat yang menakjub-kan, sifat itu tidak akan didapati, kecuali pada seorang mukmin, yaitu, “Kalau mendapatkan kelapangan, maka ia bersyukur, yang demikian adalah baik baginya. Dan apabila ditimpa kesempitan, maka ia bersabar dan itu pun baik baginya juga.” (HR. Muslim)

12. Sabar Merupakan Sebab Untuk Meraih Kesempurnaan

Kesempurnaan iman hanya akan dapat diraih dengan kemauan keras dan keteguhan. Oleh karena itu, dalam sebuah riwayat disebutkan doa berikut, “Ya Allah sesungguhnya aku memohon kepada-Mu keteguhan dari setiap urusan dan kemauan keras dalam meraih petunjuk.”[i/] Keteguhan dan kemauan yang keras tidak akan dapat berdiri dengan tegak, tanpa adanya pondasi kesabaran.

13. Kesabaran Merupakan Sarana Melatih Diri

Seorang da’i harus melatih diri untuk menjauhi perkara-perkara yang tidak selayaknya dilakukan olehnya seperti berkeluh kesah, bosan, patah semangat, terburu-buru, marah, takut, rakus, mendahulukan hawa nafsu dan lain-lain. Hanya dengan membiasakan bersikap sabar, ia akan mampu menjauhi semua itu, sehingga ia dapat bersikap proporsional dan adil dalam berbagai permasalahan, mempertimbangkan sesuatu dengan matang dan dengan pemikiran yang jernih. Akhirnya dakwah yang disampaikan menjadi lebih mengena, karena ia dapat mencari waktu yang tepat, metode yang sesuai dan penuh dengan hikmah.

14. Sabar Mempunyai Kedudukan yang Tinggi.

Di dalam beberapa firman Allah, sabar selalu bergandengan dengan sifat-sifat mulia yang lain, seperti yakin, syukur, tawakkal, shalat, tasbih dan istighfar, jihad, taqwa, al-haq, belas kasih dan sebagainya.

15. Kebaikan Dunia Akhirat Bagi Orang yang Sabar

Kebaikan bagi orang sabar: Allah beserta orang yang sabar; Allah mencintai orang yang sabar; Mendapatkan kesejahteraan dan rahmat dari Allah; Mendapatkan pertolongan; Dijaga dari tipu daya musuh dan yang paling penting adalah ia berhak mendapatkan surga, sebagaimana firman Allah Subhannahu wa Ta'ala ,
Artinya, “Mereka itulah orang yang dibalasi dengan martabat yang tinggi (dalam surga) karena kesabaran mereka dan mereka disambut dengan penghormatan dan ucapan selamat di dalamnya, (QS. 25:75)

Selasa, 10 Januari 2012

Getar Cinta



Aku berpapasan dengannya tiba-tiba
Aku pun terhenyak tak tahu apa harus dikata
Dan kulihat, tiba-tiba kehadirannya
Bergetar kakiku tak kuasa menahannya

Bait-bait sang penyair mengungkap tanda-tanda (ayat-ayat) keajaiban cinta. Dari sentuhan dan pancaran gejolak jiwa, mengalir melewati sumsum tulang dan aliran darah manusia , menembus hingga menghidupkan harapan asa, menggetarkan pada mulanya. Lalu, menyadarkannya menjadi cinta yang berarah dan bertema. Inilah diantara tanda-tandanya cinta yang ditulis dengan penuh cinta dan makna oleh maestro kedalaman karya-karyanya; Ibnul Qoyyim al-Jauziyyah dalam Raudhatul Muhibbin-nya, Taman Orang-Orang (yang) Jatuh Cinta. Syairnya memang terasa bermakna, karena berbalut cinta dalam bab-bab indah penuh pesona. Dalam uraian-uraian tentang apa itu tanda-tandanya cinta. Dan, ia menulisnya, bahwa diantara gejalanya bersemayam cinta adalah bergetarlah hatinya, kagetlah batinnya, bergoncang (bahkan) bercucuran keringatnya tatkala ia berhadapan dengan yang dicintainya. Atau ketika mendengar namanya.

Ada memang kejadian dalam hidup ini yang membuat kita terhenyak. Dalam tatapan kasat mata ia tak nampak lalu ada, di hadapan kita. Katakanlah ia adalah manusia. Yang kita menaruh hati padanya. Menoreh cinta padanya. Cinta manusia. Sebagaimana kata sang penyair:
Ada yang menyebut namanya di Mina
Lalu dahan-dahan hatiku gemetar tak tahu sebabnya
Pada malam yang sepi kembali namanya disebutkan
Seakan dari hatiku ada burung yang terbang …

Ketika cinta bersemi dalam jiwa. Untuk kekasih sebab ada setetes kesempunaan dari anugerah Yang Maha Sempuna. Mungkin karena ia jelita, pintar, sabar atau saleha. Mungkin karena ketaatannya, keteguhannya, kejujurannya atau kesederhanaannya. Mungkin karena pelik cerita hidupnya, rumit romantikanya, liku-liku perjalanannya. Sehingga tumbuh bersemi shobaabah (simpati), suka, care (perhatian) karena semua sebutan-sebutan itu untuk mewakili amanah dari kata cinta. Atau sang pecinta karena ia telah memiliki gunung-gunung yang di dalamnya ada magma cinta. 

Yang setiap saat memuntahkan letupan-letupan lahar yang (kelak) menyuburkan tanah gersang nan tandus menjadi subur makmur. Ia telah merdeka secara kejiwaan. Sudah keluar dari persoalan-persoalan dirinya, untuk kemudian memimpikan, meng-angankan, menginginkan orang lain –siapapun- senantiasa baik karenanya dan bahagia. Pekerjaannya adalah memberi energi kepada orang lain agar kekasihnya itu senantiasa dalam kebajikan dan kebahagiaan.

Gemetar jiwa itu karena ada yang telah berwujud dalam jiwanya. Wujudnya hanya sebagai rasa bukan benda. Rasa yang telah diawali dalam jiwanya ada pengagungan, ada pengokohan eksistensi, ada pengakuan perannya maka timbullah dominasi-dominasi yang menguasai jiwanya meruntuhkan hatinya sampai-sampai kekuatannya jauh lebih kuat dari kekuasaan raja terhadap rakyatnya. Gemetar itu menunjukkan ketundukan, hatinya telah ditaklukkan oleh kharisma sosok yang dicintainya. Hati yang telah ditakukkan oleh kharisma kekasih tak mampu membuat penerimaannya menjadi sempurna. Menjadi tidak siap hingga akhirnya bergetar, berkeringat dan bergoncang dan sesudah itu ia menikmati rasa cintanya dengan penyempurnaan pengabdian dan pengagungan.

Ada banyak cerita-cerita anak manusia dalam pergumulan cinta dalam hatinya. Manusiawi agaknya, suami bergetar hatinya mendengar nama istrinya dikumandag, ibu dengan anaknya, guru dengan murid kesayangannya, rakyat dengan pemimpin idolanya, atau juga sesama kita, dalam persahabatan kita. Cerita ini takkan muncul bila awalnya tidak dari ketidaknampakan atau kesunyi sebutan namanya. Tiba-tiba muncul, sekonyong-konyong terdengar, ujug-ujug ada dihadapannya. Inilah yang melahirkan getar jiwa dan kekagetan. 

Bahkan getar jiwa dan kekagetan itu semakin meronta bila awalnya sang pecinta itu aktif bekerja dalam bentuk pencarian, perenungan dan keinginan yang membuncah untuk menemui sang kekasih. Jadi urutannya bermula dari ketidaknampakan, keterpisahan atau sunyi dalam penyebutan, lalu selanjutnya menjadi pengokohan eksistensi pengakuan terhadap peran kekasih, makin kuat hingga hatinya mencari-cari. Dan dari titik disiini. Tersebut namanya atau tiba-tiba nampak di hadapannya. Bergetar jiwa dan inilah kerjanya cinta. Ada reaksi kimiawi jiwa yang mengakibatkan perubahan-perubahan fisik. Getar (karena) Cinta.

Bila penggalan sejarah peradaban manusia ke depan telah sanggup menemukan alat pengukur getar (akibat) cinta tentu kita akan bisa membuat peringkat-peringkat kekuatan cinta kita kepada kekasih. Makin banyak ‘peserta’ kekasih menunjukkan makin besar energy cintanya. Makin berbeda tingkatan derajatnya hingga (katakanlah) perbedaan itu sampai angka-angka di belakang koma makin menunjukkan kerapihan cintanya. Sebab, cinta yang tanpa berderajat, tidak ada prioritas kecintaan, tidak ada tingkatan dan tak ada kadar-kadarnya menunjukkan cinta yang kacau, gelap dan buta. Itulah sebabnya kecintaan yang buta itu akan membutakan pembuktiannya, pasti menyengsarakan. Ia berjalan dalam gelap pekatnya cinta.

Namun, sebagai rasa jiwa. Dan itu ada dalam jiwa-jiwa kita. Jiwa normal fitrah yang bisa diukur dengan alat manual. Sebatas pada kemampuan daya getar cintanya. Anda akan tahu dan bisa membuktikan apakah memang kecintaan kepada Allah menjadi kecintaan tertinggi. Derajat yang tak tertandingi?. Atau seribu satu kekasih itu diperlakukan dalam tingkatan dan komposisi derajat yang sama?.Tak ada tingkatan. Semuanya menjadi prioritas tertinggi. Semuanya menundukkan jiwa. Menguasai arah hidup?. Maka,tunggulah kehancuran dan kesengsaraannya.

“Katakanlah: “Jika bapak-bapak , anak-anak , saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah dan RasulNya dan dari berjihad di jalan nya, Maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan NYA”. dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik. QS. At-Taubah [9]: 24

Cinta itu membutuhkan prioritas. Memerlukan tingkatan-tingkatan. Jika anda tidak mampu membuat prioritas dan tak bisa menetapkan tingkatan-tingkatannya membuat cinta menjadi rabun dan menimbulkan kebutaan. “Dan Allah tidak memberi petunjuk (arah) kepada orang-orang fasik.”. Di ayat sebelumnya Allah mendampingkan sebutan dalam ayat ini dengan sebutan “….maka mereka itulah orang-orang yang dzalim.” [QS. At-Taubah [9]: 23). Dzalim atau adz-dzulum adalah kegelapan. Tidak bisa memilih dan memilah. Gelap mata. Buta. Love is blind. Cinta itu buta akhirnya.

“.. dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah. dan jika seandainya orang-orang yang berbuat zalim itu mengetahui ketika mereka melihat siksa (pada hari kiamat), bahwa kekuatan itu kepunyaan Allah semuanya, dan bahwa Allah amat berat siksaan-Nya (niscaya mereka menyesal). QS.Al-Baqarah [2]:165.

Getar cinta. Reaksi kimiawi yang mempesona. Keunikan dan inilah reaksinya cinta. Ketika ikrar cinta sudah diproklamirkan bahwa kasta cinta tertinggi hanya untuk Allah dan meletakkan kecintaan-kecintaan pada seribu satu kekasih pada tingkatan yang tidak menguasai hati, tidak menundukkan jiwa dan tidak menjajah wilayah ketaatan kita. Maka getar cinta itu akan terasa semakin dahsyat disaat kita tiba-tiba disebut kekasih tertinggi kita. Asma Allah Azza Wajalla. Kekuaran getaran kekuatannya jauh daripada getaran-getaran cinta yang lain.

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah, gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayatNya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal.” (QS Al-Anfaal [8]: 2).

Nasihat untuk Wanita Muslimah



MENAHAN PANDANGAN

“Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: "Hendaklah mereka menahan
pandangannya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci
bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat".”
(QS An-Nuur [24] : 30)


“Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan
pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka
menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak daripadanya. Dan
hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya, dan janganlah
menampakkan perhiasannya, kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atauayah suami mereka, atau putra-putra mereka, atau putra-putra suami mereka, atau
saudara-saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara laki-laki mereka, atau
putra-putra saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita Islam, atau budakbudak
yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai
keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat
wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang
mereka sembunyikan. Dan bertobatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang
yang beriman supaya kamu beruntung.” (QS An-Nuur [24] : 31)


Laki-laki telah diperintahkan untuk menundukkan pandangannya dari melihat apa
yang Allah larang, seperti memandang perempuan dan melihat hal-hal yang dapat
menimbulkan gairah seperti gambar-gambar yang tidak senonoh yang dilarang Allah
untuk melihatnya. Hal ini juga termasuk melihat dan mengintai aurat seseorang di
rumahnya. Hal ini terlarang bagi laki-laki dan perempuan karena dapat membawa
pada perbuatan-perbuatan yang tidak bermoral dan tidak senonoh. Ketika Allah
melarang sesuatu, Dia juga melarang segala hal dan jalan yang mengarah
kepadanya. Contohnya pandangan, karena pandangan dapat menjadi jalan (dari
perbuatan tidak senonoh –pent). Nabi bersabda: “Kedua mata berzina, dan
zina mata adalah pandangan.”1)

. Hadits
t1. Ini adalah bagian hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad (2/343) dari riwayat Abu Hurairah
ini dimulai dengan lafazh: “Setiap anak Adam mengambil bagian dari zina. Adapun kedua mata, maka zinanya
adalah pandangan….”

Pandangan adalah salah satu panah-panah syetan. Jika seseorang melepaskannya
(pandangan –pent), sungguh itu adalah sebuah panah beracun yang membunuh
orang yang melakukannya. Panah-panah itu kembali kepada hati orang yang
memandang.

Pandangan adalah anak-anak panah yang kembali pada hati seseorang yang
memandang, memukulnya, mempengaruhinya, membunuhnya dan menyebabkan
kematiannya. Karenanya tidak satupun mereka boleh memandang kepada apa yang
dilarang Allah. Penciptaan penglihatan dan mata ini adalah karunia, yang harus
digunakan manusia hanya untuk apa-apa yang diperbolehkan Allah. Dia harus
menggunakannya hanya pada hal-hal yang diizinkan Allah dan menahannya dari
apa-apa yang Allah larang. Allah berfirman tentang laki-laki: “Katakanlah kepada
orang laki-laki yang beriman: "Hendaklah mereka menahan
pandangannya” (QS An-Nuur [24] : 30), dan Dia berfirman tentang wanita:
“Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan
pandangannya” *QS An-Nuur [24] : 31).

Dia berfirman tentang laki-laki: “memelihara kemaluannya” (QS An-Nuur [24] :
30). Dan Dia berfirman tentang wanita: “memelihara kemaluannya” (QS An-
Nuur [24] : 31).

Seorang laki-laki harus memelihara kemaluannya demikian juga wanita dari hal-hal
yang diharamkan. Tidak laki-laki maupun perempuan boleh melakukan hal-hal yang
dapat menyebabkannya jatuh ke dalam maksiat. Hal ini dapat dicapai dengan
mengenakan pakaian yang sempurna yang dapat menutupi kemaluannya dari
pandangan. Memperlihatkan kemaluan terlarang karena jika pria maupun wanita
melakukannya, akan menimbulkan godaan dan dorongan untuk melakukan
kejahatan.

PAKAIAN TAKWA

Itulah sebabnya Allah menciptakan pakaian bagi pria dan wanita –
sebagai karunia dari-Nya:

“Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk
menutupi auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan.” (QS Al-A’raf [7] : 26)

Jadi, Allah menciptakan pakaian bagi dua sisi hikmah yang teramat besar. Yang
pertama: Untuk menutupi aurat; yang kedua: Sebagai alat untuk keindahan,
perhiasan dan kecantikan. Kemudian Dia mengarahkan kita, atau mengabarkan
kepada kita, pakaian yang terbaik daripada pakaian yang dikenakan di tubuh, dan
itulah pakaian takwa:

“Dan pakaian takwa itulah yang paling baik.” (QS A;-A’raf [7] : 26)

Keduanya, laki-laki dan perempuan, harus menutupi auratnya dengan perlindungan
yang memadai karena ini akan menjaga akhlak. Adapun (rasa) tidak tahu malu dan
ketelanjangan, hal ini mendorong pada hal-hal yang merusak akhlak. Kehilangan
kehormatan, penyebaran kemaksiatan. Namun manakala aurat tersembunyi dengan
penutupan yang diperintahkan Allah yang harus ditaati oleh laki-laki dan
perempuan, hal ini akan melindungi kemaluan dari zina dan homoseksual dan
melindungi kemaluan dari perkara haram yang dilarang Allah.

Kemudian Allah mengkhususkan wanita dari laki-laki, dimana Dia berfirman:

“Dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak
daripadanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya,” (QS
An-Nuur [24] : 31)

HIJAB WANITA

Disini Allah memerintahkan wanita untuk mengenakan Hijab, yang merupakan
penutupan yang menyeluruh yang menutupi tubuh wanita termasuk wajahnya,
tangan, kaki dan seluruh tubuhnya. Hal ini juga berlaku untuk rambutnya, yang
harus ditutupinya dihadapan pria yang bukan mahramnya. “Dan janganlah
mereka menampakkan perhiasannya” berarti dia tidak boleh memperlihatkan
perhiasannya baik itu perhiasan fisik yang terdiri dari tubuhnya seperti wajah,
tangan, dan sebagainya, atau yang berupa dandanan yang dipakai, seperti
perhiasan, pewarnaan rambut, celak, dan lain-lain.

Wanita telah diperintahkan untuk menutupi perhiasan tubuhnya demikian juga
perhiasan yang dikenakannya, yang (digunakan untuk) menghiasi tubuhnya
dengannya, seperti warna, perhiasan, celak mata dan semisalnya. “kecuali yang
(biasa) nampak daripadanya” merujuk pada bagian luar pakaian menurut
pendapat benar, artinya: Apa yang jelas dengan sendirinya tanpa dia harus
menunjukkannya, dan ini adalah pakaian luar yang tidak mengandung (hal-hal yang
menimbulkan) godaan atau rangsangan. Kemudian Dia berfirman: “Dan hendaklah
mereka menutupkan kain kudung (khumur)”.

“Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya” Ini merujuk pada bagian
terbuka di bagian atas pakaian mereka yang memperlihatkan bagian tenggorokan
dan bagian leher. Seorang wanita tidak boleh membiarkan bagian ini terbuka bagi
laki-laki untuk dipandang, namun sebaliknya dia harus memanjangkan khimar-nya
diatasnya. Jika seorang wanita diperintahkan untuk menutupi lehernya, maka
terlebih lagi wajahnya harus ditutupi. Bahkan, mengulurkan khimar di atas dada dan
bagian leher diperlukan juga jatuh ke wajah. Alasannya karena khimar diletakkan di
atas kepala. Sehingga jika diletakkan di atas kepala agar jatuh menutupi dada, maka
hal itu termasuk wajah.

Apa yang juga lebih jauh menerangkan hal tersebut adalah pernyataan Aisyah
rahdiallahu anha: “Pengendara laki-laki biasa melewati kami ketika kami
(para isteri) sedang ihram bersama Rasulullah . Apabila mereka
mendekati kami, masing-masing kami menjulurkan jilbabnya (dari atas)
kepala menutupi wajah. Dan ketika mereka berlalu, kami pun membuka
kembali wajah kami.”)

Dan juga terdapat firman Allah:
“Hai Nabi katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri
orang mukmin: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh
mereka". (QS Al-Ahzab [33] : 59)

“Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka
tidak diganggu.” (QS Al-Ahzab [33] : 59)

Ini adalah perintah kepada wanita untuk mengenakan hijab keatas tubuhnya dan
seluruh bagian yang menarik yang darinya dikhawatirkan menimbulkan godaan.
Allah berfirman:

“Apabila kamu meminta sesuatu (keperluan) kepada mereka (istri-istri Nabi), maka
mintalah dari belakang tabir.” (QS Al-Ahzab [33] : 53)

“Cara yang demikian itu lebih suci bagi hatimu dan hati mereka.” (QS Al-Ahzab [33]
: 53)

HARAM WANITA MEMAKAI WEWANGIAN

Beliau juga bersabda: “Dan biarkan wanita keluar tanpa (mengenakan)
wewangian.”)

Adalah menyedihkan, banyak wanita yang keluar rumah sekarang ini – bukan untuk
sesuatu yang penting namun hanya untuk sekedar berjalan-jalan di pasar-pasar,
sedangkan mereka menghias dirinya, memakai parfum dan membuka wajahnya.
Ketika mereka memasuki toko-toko dan masuk ke ruang pameran, mereka
membuka wajahnya di hadapan para pekerja dan para penjual sebagaimana
layaknya jika mereka adalah mahramnya! Dan bercakap-cakap dengan ramah
kepada mereka, bercanda dan tertawa bersama mereka. Dimanakah rasa malu itu,
wahai Muslimah?! Tidakkah kamu takut kepada Allah?

ETIKA BERPAKAIAN WANITA

Yang juga diwajibkan bagi kaum wanita, ketika mereka keluar (rumah) untuk
mengenakan pakaian yang lebar, besar, kain yang menutupi yang tidak
mengandung dekorasi atau perhiasan di dalamnya. Pakaian itu harus besar, longgar
yang menutupi seluruh tubuhnya dan yang tidak melekat pada tubuh yang dapat
membentuk anggota badannya.

Karenanya, pakaian wanita harus memiliki beberapa karakteristik:

Pertama: Harus lebar dan tidak ketat.

Kedua: Harus meliputi keserluruhan, menutupi seluruh tubuhnya dan tidak
membiarkan ada bagian yang terlihat – tidak tangan, kaki atau bagian apa saja dari
wajah. Pakaian itu harus menutupi seluruh tubuhnya.

Ketiga: Tidak boleh mengandung dekorasi atau hiasan. Pakaian itu harus
merupakan pakaian biasa yang tidak mengandung hiasan yang dapat mengundang
perhatian.

Seorang wanita Muslimah harus berhati-hati terhadap apa yang
dikabarkan Rasulullah kepada kita ketika beliau bersabda: “Ada dua jenis
manusia diantara penghuni neraka yang tidak pernah aku lihat
sebelumnya. (Yang pertama adalah) wanita yang berpakaian tetapi
telanjang, condong (pada ketidaktaan) dan mencondongkan orang lain, di
kepalanya terdapat seperti punuk unta. Mereka tidak akan masuk surga
dan tidak juga mencium bau surga meskipun wangi surga dapat tercium
dari jarak sekian sekian.”13)

Perkataan Nabi : “wanita yang berpakaian tetapi telanjang” berarti bahwa
mereka mengenakan pakaian. Namun demikian, pakaian ini tidak menutupinya
karena pakaian tersebut pendek, dan tidak menutupi seluruh tubuhnya – sehingga
memperlihatkan tangan, lengan, kaki dan betisnya – atau pakaiannya menutupi
seluruh tubuhnya tetapi transparan, sehingga memperlihatkan apa yang ada
dibaliknya. Hal ini serupa dengan apa yang muncul di negara-negara yang tidak
mengikuti etika Islam. Kebiasaan ini telah sampai kepada wanita-wanita di negeri
kita, kecuali mereka yang Allah limpahkan rahmat kepadanya. Ini adalah kebiasaan
yang dari zaman jahiliyah. Allah berfirman:

“dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah
yang dahulu.” (Al-Ahzab [33] : 33)

ADAB BERBICARA DENGAN LELAKI

Jika seseorang wanita butuh untuk berbicara kepada laki-laki yang bukan
mahramnya, dia boleh berbicara kepadanya, namun dengan nada yang biasa tidak
ada kelemah-lembutan di dalamnya dan tidak dengan cara bercanda dan tertawa.
Bahkan perkataannya haruslah biasa dan seperlunya – yakni pertanyaan dan
jawaban – sesuai dengan kebutuhan saja. Dia tidak boleh berbicara dengan nada
terkesan ramah, tertawa atau menggoda, atau dengan lemah lembut dan suara
yang diindahkan, yang membangkitkan keinginan seseorang yang memiliki penyakit
di dalam hatinya. Hal ini berdasarkan firman Allah:

“dan ucapkanlah perkataan yang baik,” (QS Al-Ahzab [33] : 32)

HARAM MERUBAH CIPTAAN ALLAH

Juga diantara hal yang Allah jadikan terlarang bagi wanita adalah merubah ciptaan
Allah, yang mana syetan bersumpah akan memerintahkan anak-anak Adam untuk
melakukannya.

“dan akan aku suruh mereka (merubah ciptaan Allah)". (QS An-Nisa [4] : 119)

Penafsiran ayat ini merujuk pada pencabutan alis mata, tato, menjarangkan gigi,
menyambung rambut, telah datang kepada kita hadits: “Nabi melaknat wanita
yang mencabut (mencukur) alis mata dan orang yang meminta alis
matanya dicabut; wanita yang menyambung rambut dan yang meminta
rambutnya disambung, dan wanita yang mentato dan yang minta
ditato.”

BERSABAR MENGHADAPI MUSIBAH

Apa yang diwajibkan pada saat tertimpa musibah adalah kesabaran dan tawakal.
Allah berfirman:

“Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orangorang
yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan, "Innaa lillaahi wa innaa
ilaihi raaji`uun" Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan
rahmat dari Tuhan mereka, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat
petunjuk.” (QS Al-Baqarah [2] 155-157)

Singkatnya: Wanita mempunyai tanggungjawab dan kewajiban dalam
kehidupan ini. Dia bertanggungjawab terhadap perbuatannya. Dia
telah diperintahkan untuk melakukan kebaikan dan dilarang untuk
melakukan keburukan. Dia akan mendapatkan pahala atau hukuman. Dia memiliki
tanggungjawab yang besar. Kaum terdahulu dan sekarang tidak hancur kecuali
karena dalam banyak kasus wanita lah yang menjadi penyebabnya. Wanita adalah
alat yang membawa kepada bahaya jika dia tidak menjaga dirinya dan jika kaumnya
tidak melindunginya. Ceramah mengenai kaum wanita akan terus berlangsung,
namun (pada kesempatan kali) ini (kita) cukupkan. Semoga shalawat dan salam
tercurah kepada Nabi kita Muhammad , keluarga dan para sahabatnya.
[Akhir Muhadharah]

Oh....Akhwat



Oh Akhwat…
Wanita anggun pembasmi maksiat
Busananya rapi menutup aurat
Paling anti pake pakaian ketat
Katanya sich, ini salah satu ciri muslimah yang taat

Oh… Akhwat
Rajin mengaji dan tahajud dimalam yang pekat
Alasannya, biar selamat dunia dan akhirat
Ngga lupa dia doa dan munajat
Agar mendapat teman sejati dalam waktu cepat
 
Oh… Akhwat
Aktivitasnya begitu padat
Kuliah, organisasi sampe-sampe sehari 3 x ngikutin rapat
Ada juga yang ngajar TPA dan ngajar privat
Demi Allah, semua dilakukan dengan semangat

Manfaat Jilbab Menurut Islam



Allah memerintahkan sesuatu pasti ada manfaatnya untuk kebaikan manusia. Dan setiap yang benar-benar manfaat dan dibutuhkan manusia dalam kehidupannya, pasti disyariatkan atau diperintahkan oleh-Nya. Di antara perintah Allah itu adalah berjilbab bagi wanita muslimah.  Berikut ini beberapa manfaat berjilbab menurut Islam dan ilmu pengetahuan.

1.    Selamat dari adzab Allah (adzab neraka)

“Ada dua macam penghuni Neraka yang tak pernah kulihat sebelumnya; sekelompok laki-laki yang memegang cemeti laksana ekor sapi, mereka mencambuk manusia dengannya. Dan wanita-wanita yang berpakaian namun telanjang, sesat dan menyesatkan, yang dikepala mereka ada sesuatu mirip punuk unta. Mereka (wanita-wanita seperti ini) tidak akan masuk surga dan tidak akan mencium baunya. Sedangkan bau surga itu tercium dari jarak yang jauh” (HR. Muslim).

Imam An-Nawawi rahimahullah menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan “Wanita-wanita yang berpakaian namun telanjang” ialah mereka yang menutup sebagian tubuhnya dan menampakkan sebagian lainnya dengan maksud menunjukkan kecantikannya.

    “Wanita-wanita yang berpakaian namun telanjang” ialah mereka yang menutup sebagian tubuhnya dan menampakkan sebagian lainnya dengan maksud menunjukkan kecantikannya.

2.    Terhindar dari pelecehan

Banyaknya pelecehan seksual terhadap kaum wanita adalah akibat tingkah laku mereka sendiri. Karena wanita merupakan fitnah (godaan) terbesar. Sebagaiman sabda Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam, “Sepeninggalku tak ada fitnah yang lebih berbahaya bagi laki-laki daripada wanita.” (HR. Bukhari)

Jikalau wanita pada jaman Rasul merupakan fitnah terbesar bagi laki-laki padahal wanita pada jaman ini konsisten terhadap jilbab mereka dan tak banyak lelaki jahat saat itu, maka bagaimana wanita pada jaman sekarang??? Tentunya akan menjadi target pelecehan. Hal ini telah terbukti dengan tingginya pelecehan di negara-negara Eropa (wanitanya tidak berjilbab).

3.    Memelihara kecemburuan laki-laki

Sifat cemburu adalah sifat yang telah Allah subhanahu wata'ala tanamkan kepada hati laki-laki agar lebih menjaga harga diri wanita yang menjadi mahramnya. Cemburu merupakan sifat terpuji dalam Islam.

“Allah itu cemburu dan orang beriman juga cemburu. Kecemburuan Allah adalah apabila seorang mukmin menghampiri apa yang diharamkan-Nya.” (HR. Muslim)

Bila jilbab ditanggalkan, rasa cemburu laki-laki akan hilang. Sehingga jika terjadi pelecehan tidak ada yang akan membela.

4.    Akan seperti biadadari surga

“Dalam surga itu ada bidadari-bidadari yang menundukkan pandangannya, mereka tak pernah disentuh seorang manusia atau jin pun sebelumnya.” (QS. Ar-Rahman: 56)

“Mereka laksana permata yakut dan marjan.” (QS. Ar-Rahman: 58)

“Mereka laksan telur yang tersimpan rapi.” (QS. Ash-Shaffaat: 49)

Dengan berjilbab, wanita akan memiliki sifat seperti bidadari surga. Yaitu menundukkan pandangan, tak pernah disentuh oleh yang bukan mahramnya, yang senantiasa dirumah untuk menjaga kehormatan diri. Wanita inilah merupakan perhiasan yang amatlah berharga.

    Dengan berjilbab, wanita akan memiliki sifat seperti bidadari surga.

5.    Mencegah penyakit kanker kulit

Kanker adalah sekumpulan penyakit yang menyebabkan sebagian sel tubuh berubah sifatnya. Kanker kulit adalah tumor-tumor yang terbentuk akibat kekacauan dalam sel yang disebabkan oleh penyinaran, zat-zat kimia, dan sebagainya.

Penelitian menunjukkan kanker kulit biasanya disebabkan oleh sinar Ultra Violet (UV) yang menyinari wajah, leher, tangan, dan kaki. Kanker ini banyak menyerang orang berkulit putih, sebab kulit putih lebih mudah terbakar matahari.

Kanker tidaklah membeda-bedakan antara laki-laki dan wanita. Hanya saja, wanita memiliki daya tahan tubuh lebih rendah daripada laki-laki. Oleh karena itu, wanita lebih mudah terserang penyakit khususnya kanker kulit.

Oleh karena itu, cara untuk melindungi tubuh dari kanker kulit adalah dengan menutupi kulit. Salah satunya dengan berjilbab. Karena dengan berjilbab, kita melindungi kulit kita dari sinar UV. Melindungi tubuh bukan dengan memakai kerudung gaul dan baju ketat. Kenapa? Karena hal itu percuma saja. Karena sinar UV masih bisa menembus pakaian yang ketat apalagi pakaian transparan. Berjilbab disini haruslah sesuai kriteria jilbab.

6.    Memperlambat gejala penuaan

Penuaan adalah proses alamiah yang sudah pasti dialami oleh semua orang yaitu lambatnya proses pertumbuhan dan pembelahan sel-sel dalam tubuh. Gejala-gejala penuaan antara lain adalah rambut memutih, kulit keriput, dan lain-lain.

Penyebab utama gejala penuaan adalah sinar matahari. Sinar matahari memang penting bagi pembentukan vitamin Dyang berperan penting terhadap kesehatan kulit. Namun, secara ilmiah dapat dijelaskan bahwa sinar matahari merangsang melanosit (sel-sel melanin) untuk mengeluarkan melanin, akibatnya rusaklah jaringan kolagen dan elastin. Jaringan kolagen dan elastin berperan penting dalam menjaga keindahan dan kelenturan kulit.

    Jilbab adalah kewajiban untuk setiap muslimah.

Krim-krim pelindung kulit pun tidak mampu melindungi kulit secara total dari sinar matahari. Sehingga dianjurkan untuk melindungi tubuh dengan jilbab.

Jilbab adalah kewajiban untuk setiap muslimah. Dan jilbab pun memiliki manfaat. Ternyata tak sekedar membawa manfaat ukhrawi namun banyak juga manfaat duniawinya. Jilbab tak hanya sekedar menjaga iman dan takwa pemakainya, namun juga membuat kulit terlindungi dari penyakit kanker dan proses penuaan.

    Ternyata jilbab tak sekedar membawa manfaat ukhrawi namun banyak juga manfaat duniawinya.

    Jilbab tak hanya sekedar menjaga iman dan takwa pemakainya, namun juga membuat kulit terlindungi dari penyakit kanker dan proses penuaan.

Demikianlah Allah memberi kasih sayangnya kepada wanita melalui syariat islam yang sempurna.

Etika pergaulan dan batas pergaulan di antara lelaki dan wanita menurut Islam




1.Menundukkan pandangan:
ALLAH memerintahkan kaum lelaki untuk menundukkan pandangannya, sebagaimana firman-NYA; Katakanlah kepada laki-laki yang beriman: Hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya. (An-Nuur: 30)
Sebagaimana hal ini juga diperintahkan kepada kaum wanita beriman, ALLAH berfirman; dan katakanlah kepada wanita yang beriman: Hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya. (An-Nuur: 31)

2.Menutup Aurat:
ALLAH berfirmajn  dan angan lah mereka mennampakkan perhiasannya, kecuali yang biasa nampak daripadanya.dan hendaklah mereka melabuhkan kain tudung ke dadanya. (An-Nuur: 31) Juga Firman-NYA; Hai nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: Hendaklah mereka melabuhkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.
yang demikian itu supaya mereka lebih mudah dikenali, kerana itu mereka tidak diganggu. dan ALLAH adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (An-Nuur: 59).
Perintah menutup aurat juga berlaku bagi semua jenis. Dari Abu Daud Said al-Khudri .a. berkata: Rasulullah SAW bersabda: Janganlah seseorang lelaki memandang aurat lelaki, begitu juga dengan wanita jangan melihat aurat wanita.

3. Adanya pembatas antara lelaki dan wanita;
Kalau ada sebuah keperluan terhadap kaum yang berbeza jenis, harus disampaikan dari balik tabir pembatas. Sebagaimana firman-NYA;  dan apabila kalian meminta sesuatu kepada mereka (para wanita) maka mintalah dari balik hijab. (Al-Ahzaab: 53)

4. Tidak berdua-duaan di antara lelaki dan Perempuan;
Dari Ibnu Abbas .a. berkata: Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda: Janganlah seorang lelaki berdua-duaan (khalwat) dengan wanita kecuali bersama mahramnya. (Hadis Riwayat Bukhari & Muslim)
Dari Jabir bin Samurah berkata; Rasulullah SAW bersabda: Janganlah salah seorang dari kalian berdua-duan dengan seorang wanita, kerana syaitan akan menjadi ketiganya. (Hadis Riwayat Ahmad & Tirmidzi dengan sanad yang sahih)

5. Tidak melunakkan ucapan (Percakapan):
Seorang wanita dilarang melunakkan ucapannya ketika berbicara selain kepada suaminya. Firman ALLAH SWT; Hai isteri-isteri Nabi, kamu sekalian tidaklah seperti wanita yang lain, jika kamu bertakwa. Maka janganlah kamu tunduk dalam berbicara (berkata-kata yang menggoda) sehingga berkeinginan orang yang ada penyakit di dalam hatinya tetapi ucapkanlah perkataan-perkataan yang baik. (Al-Ahzaab: 32)
Berkata Imam Ibnu Kathir; Ini adalah beberapa etika yang diperintahkan oleh ALLAH kepada para isteri Rasulullah SAW serta kepada para wanita mukminah lainnya, iaitu hendaklah dia kalau berbicara dengan orang lain tanpa suara merdu, dalam pengertian janganlah seorang wanita berbicara dengan orang lain sebagaimana dia berbicara dengan suaminya. (Tafsir Ibnu Kathir 3/350)

6. Tidak menyentuh kaum berlawanan jenis:
Dari Maqil bin Yasar .a. berkata; Seandainya kepala seseorang ditusuk dengan jarum besi itu masih lebih baik daripada menyentuh kaum wanita yang tidak halal baginnya. (Hadis Hasan Riwayat Thabrani dalam Mujam Kabir) Berkata Syaikh al-Abani Rahimahullah; Dalam hadis ini terdapat ancaman keras terhadap orang-orang yang menyentuh wanita yang tidak halal baginya. (Ash-Shohihah 1/44 Rasulullah SAW tidak pernah menyentuh wanita meskipun dalam saat-saat penting seperti membaiat dan lain-lainnya. Dari Aishah berkata; Demi ALLAH, tangan Rasulullah tidak pernah menyentuh tangan wanita sama sekali meskipun saat membaiat. (Hadis Riwayat Bukhari)
Inilah sebahagian etika pergaulan lelaki dan wanita selain mahram, yang mana apabila seseorang melanggar semuanya atau sebahagiannya saja akan menjadi dosa zina baginya, sebagaimana sabda Rasulullah SAW; Dari Abu Hurairah .a. dari Rasulullah SAW bersabda: Sesungguhnya ALLAH menetapkan untuk anak adam bahagiannya dari zina, yang pasti akan mengenainya. Zina mata dengan memandang, zina lisan dengan berbicara, sedangkan jiwa berkeinginan serta berangan-angan, lalu farji yang akan membenarkan atau mendustakan semuanya. (Hadis Riwayat Bukhari, Muslim & Abu Daud)
Padahal ALLAH SWT telah melarang perbuatan zinadan segala sesuatu yang boleh mendekati kepada perbuatan zina. Sebagaimana Firman-NYA; dan anganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan jalan yang buruk. (al-Isra: 32)