Senin, 09 Januari 2012

PUISI CINTAKU




Aku Hanya Mampu Mencintaimu

 Aku bahagia tinggal di hatimu. Mengukir lembahmu dengan sungai yang mengalir dari telaga di mataku. Sebuah mataair untukmu, di tepinya ada mahligai yang selalu diterangi cahaya, dari jendela-jendelanya hanya terlihat indahnya pemandangan. Setapak jalan cinta yang naik turun di lembah-lembah romantika. Seperti sebuah gelombang di mana kita berayun menghabiskan masa.

Jantungku berdebar indah untukmu. Dawai-dawai yang tak pernah kehabisan getar, berirama  melantunkan rindu. Menggema nada-nada cinta merangkai simfoni kehidupan kita. Pada gemuruh air terjun, pada angin yang berhembus di daun-daun, pada kicauan burung-burung dan rumpun bambu yang bersenandung. Senantiasa kita dengar musik anggun yang menggetarkan jiwa.

Hanya kamu yang ada di hatiku, di dekapku. Sebuah perapian yang selalu menyala dalam kobaran cinta. Kehangatan adalah menggenangi pipi dengan airmata. Mengubahnya menjadi gerimis yang melukis pelangi di pinggir senja. Tubuhmu adalah selimut bagi jiwaku, aku adalah api perwujudan panasmu. Engkau adalah gunung yang indah, akulah magma yang membara.

Biarkan cahaya matahari jatuh di wajahmu. Aku bahagia memandang keindahan alam dari jendela hatimu. Serumpun sajak cinta. Sehamparan dunia dan masadepan yang menjulang hingga nirwana. Bukankah kuciptakan hujan untuk menghapus debu-debu masa lalu. Bukankah kubalut langit dengan pelangi dan kupetik setangkai mawar untukmu.  Dan sungguh, aku hanya mampu mencintaimu

===========================================================
Indahnya Kehadiranmu

 Kaukah yang meminjamkan cantik pada senja, bidadari? Langit lembayung membentang dari senyummu hingga semesta. Kauhiasi malam api cinta. Aku tertegun dan kau anggun. Sayapsayap cinta mengepak dalam kalbu. Aku hilang dalam unggun.

Desau angin seperti kapas jatuh perlahan seperti lembut belaian. Kaukah yang meminjamkan tangantanganmu pada angin? Hanyut menyelusup ke dalam dingin kabut. Sejuk menyelimut denting sendiku.

Malam beranjak. Rembulan perak. O, sorot mata yang hanya bisa kutebak sebagai sajak. Sejuta makna menyelinap. Kaupinjamkan pada rembulankah tatapanmu? Teduh merebak di lembah hatiku. Menandai jejak langkahku dengan ciprat cahaya.

========================================================================
Cinta ini Hanya Berakhir di Hatimu


Pelangi berkilau di langit jauh
 teduh mengambang menjalin untai gerimis
 gradasi warna adalah selendang para bidadari
 yang menarinari digelitik angin bukit

dan kamu, yang turun ke dalam jiwaku.

Sungguh indah rahasiamu
 semburat merah di wajahmu. Cinta itu. Di senja itu
 pohonpohon waru berebut menjadi bayanganmu
 lalu melukisnya di dadaku. Untuk kudekap

agar cinta tak ke manamana dari hatimu.

Jangan lagi kaurisaukan
 cinta ini hanya berakhir di hatimu
 sungai yang mengalirkan kejernihan jiwa
 melewati rimba waktu dan padang penuh bunga
aku, yang selalu hanyut bersamamu.

========================================================================
Mencintaimu


Gerimis mencintaimu kekasih. Lembut butirbutir kasih sayang jatuh di ceruk matamu, mengalir ke lubuk puisi. Curahan hatiku. Matahari pagi merajut benangbenang gerimis, dan seikat pelangi jadi konde indah bagi rambutmu.

Hujan mencintaimu kekasih. Jejakjejak kemarau dihapusnya dari pelataran. Tak dibiarkannya bungabunga terkulai tanpa kegembiraan. Disiramkannya airmata langit untuk membasahi lembah jiwamu.

Angin pun mencintaimu kekasih. Diterbangkannya bungabunga dalam hembusan lirih di jendela, disematkannya semerbak wangi di tubuhmu. Merengkuhmu, kurasakan musim bunga yang tiada akhir.

Senja mencintaimu kekasih. Hamparan keemasan seolah lukisan nirwana. Dibelainya rambutmu dalam sentuhan jingga. Jiwa bergelora. Mengingatmu penuh gairah. Ke dalam hatimu bangaubangau mengepakkan sayapsayap jiwaku pulang.

Malam mencintaimu kekasih. Dinyalakannya lampulampu indah menghiasi ruang kita bercengkerama. Bulan bulat keperakan. Bintangbintang berkedip mengintip di kejauhan. Semua menjadi lukisan kelambu malammalam istimewa kita.

Dan pagi mencintaimu kekasih. Adakah yang lebih membuat bahagia dari matahari yang memeluk hangat jiwamu. Matahari yang terbit dari lembah hatiku, selalu menyapamu dengan kecupan: aku mencintaimu kekasih.

=========================================================================

Tercipta untuk Mencintaimu


Ketika kautatap mataku di lembaran malam
 rembulan menuliskan kisahnya dalam sejilid kalam
 bintang sebagai tandabaca, tentang kalimat cinta tanpa akhir
 kau tanyakan padaku: adakah waktu untukku
 bukankah sudah menjadi takdir
 waktuku tercipta untuk mencintaimu.

Malam demi malam kita lewati bertaburan kata
 sebuah perjalanan ke surga
 percakapan tak ada habisnya, tak ada matinya
 hal-hal kecil segalanya bermakna
 kita saksikan: setangkai rembulan tumbuh menjadi purnama
 kita pun bermandi cahaya di keheningan malam.

Lalu kaupetik butir-butir cahayanya
 kaujadikan huruf-huruf doa
 kautaburkan di pelupuk mataku dengan dua pucuk jarimu
 menjelma sepucuk surat dengan kata-kata mutiara
 terangkai indah bagai karya pujangga
 lihatlah lingkar mataku, bersinar karenanya.

Kau pun bercerita tentang jejak pengembara
 menghabiskan waktu di padang sahara dan hutan belantara
 untuk cinta abadi pada sang kekasih hati
 kau bertanya padaku: adakah waktu untukku
 bukankah sudah menjadi prasasti
 kau tercipta untuk waktuku.

=========================================================================
Tanpa Kamu


Tanpa kamu di depanku
 tatapan mataku kosong
 hanya memandang angin lalu.

Tanpa kamu di sampingku
 telapak tanganku kosong
 hanya menggenggam angin lalu.

Tanpa kamu di hatiku
 hidupku kosong
 hanya menunggu angin lalu.

========================================================================
Cinta di Luar Batas


Aku mencintaimu melebihi segala batas
 tak cukup daratan berbatas pantai
 Cintaku luap samudera. Luas membentang permadani biru
 Gelombang dengan gairah ekstra, O indahnya gemuruh
 tempat kita layarkan kenangan demi kenangan.
 Seluruh rindumu kutampung dalam teluk
 pelukanku, dalam liuk lengan-lengan ombak, arus sajakku
 yang sejuk membimbingmu ke laguna: sukmaku.

Aku mencintaimu melampaui matahari
 bukan cakrawala berbatas senja temaram
 Cintaku doa pagi dan di langit malam
 mengerjap sebagai bintangbintang. Adalah jejakjejak galaksi
 berarak di angkasa, berkilap dalam munajatku.
 Lembut ombak memainkan butirbutir cahaya
 pada pantulan bulan di matamu. Aku di situ
 berlayar tak kenal waktu.

Cintaku melampaui bunyi dan sunyi
 ketika hujan berhenti dan sisakan dencing tetes akhir
 aku genangan yang diamdiam menghilang lalu
 mengalir sebagai sungai deras di hatimu.
 Mengisi urat nadimu dengan denyut jantungku
 Menulisi dadamu dengan goresan rindu dan asmara.
 Walau tak selalu bicara
 aku sarat aksara.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar